ULAMA NUSANTARA

Biografi KH Muthohar Sosok Ulama Masyarakat Kendal

Profil Ulama | Biografi KH Muthohar Sosok Ulama Masyarakat Kendal

Kelahiran KH. Muthohar

KH. Muthohar dilahirkan pada 3 Juni 1938 di Pondok Pesantren Sabilunnajah Penjalin Brangsong, Kabupaten Kendal, di Jawa Tengah.

Pendidikan

Pendidikan KH. Muthohar dimulai dengan belajar di Sekolah Rakyat (SR), dan setelah menyelesaikan pendidikan dasar, beliau melanjutkan studinya di Pesantren Futuhiyyah Mranggen, Demak yang diasuh oleh Mbah Muslich.

Selama belajar di Pesantren Futuhiyyah Mranggen, beliau satu angkatan dengan KH. Abdurrohman Chudlori Tegalrejo Magelang.

Setelah itu, KH. Muthohar melanjutkan pendidikan di Pesantren Bareng Kudus (sekarang bernama Pesantren Al-Qoumaniyyah) yang dipimpin oleh KH. Yasin.

Selanjutnya, Kiai Muthohar melanjutkan pengajarannya dengan mengaji tabarukan di beberapa pesantren, termasuk Pondok Pesantren Lasem yang diasuh oleh KH. Ma’shum Lasem dan Pondok Raudlatut Tholibin yang diasuh oleh KH. Bisri Leteh Rembang.

Pengasuh Pesantren

Setelah kembali ke rumah, KH. Muthohar tidak langsung mengajar santri, tetapi masih melanjutkan studinya kepada KH. Ridhwan, kakaknya sendiri tetapi dari ibu yang berbeda.

Semangat belajar yang tidak pernah padam membawanya menjadi ngalong (istilah untuk santri yang setiap harinya berangkat dari rumah ke pesantren untuk mengaji) kepada KH. Musyafa’ sebagai pendiri Pesantren Al-Musyafa’ Kampir Kendal, yang kemudian diambilnya sebagai menantu.

Hasil dari lamanya belajar ilmu agama adalah tekad untuk membentuk majelis yang digunakan sebagai sarana pendidikan masyarakat.

Dimulai dari hal yang kecil, KH. Muthohar mengasuh kajian fashalatan dan Al-Qur’an bagi anak-anak sampai remaja, yang dilaksanakan setiap salat Maghrib. Selepas Isya, kajian tersebut dilanjutkan dengan manaqib dan barzanji. Aktivitas ini akhirnya digantikan oleh ustadz pesantren pada awal tahun 2000-an.

Setelah kakaknya KH. Ridhwan wafat, KH. Muthohar melanjutkan kepemimpinan Pondok Pesantren Sabilunnajah Penjalin Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah.

Sabilunnajah adalah pesantren yang didirikan oleh KH. Tarno pada sekitar tahun 1925, dan terdaftar di Kementerian Agama pada tahun 1930.

Tokoh Masyarakat

Saat ini, KH. Muthohar mengisi pengajian secara langsung, termasuk kajian fiqih yang dilakukan setiap Ahad malam setelah Isya. Selain itu, dia juga mengadakan fidakan dua kali dalam selapan, yaitu pada hari Senin Pahing dan Senin Legi. Untuk para ibu, pengajian dilaksanakan setiap hari Senin setelah Dhuhur.

Dia juga menginisiasi tradisi bagi para ibu dalam mengajakkan bacaan doa setiap kali ada seseorang yang meninggal dunia selama 7 hari berturut-turut, yang dilaksanakan segera setelah salat Asar. Selain itu, pada awal tahun 2000-an, KH. Muthohar juga merintis jamiyah semaan al-Qur’an yang berkeliling ke rumah-rumah warga pada setiap Selasa setengah bulan sekali.

Kegiatan ini terus berkembang, mulai dari hanya satu desa, kini juga diikuti oleh beberapa warga desa sekitar. Semaan keliling tersebut dipimpin oleh menantunya, Nyai Halimatus Sa’diyyah AH, putri dari Pengasuh Pesantren Al-Qur’aaniyyah, Pegandon, yaitu KH. A Zainal Mahmud.

Hingga saat ini, KH. Muthohar menjadi rujukan masyarakat untuk meminta doa, petuah, nasihat, dan sebagainya. Ketekunan belajarnya patut dijadikan teladan bagi para santri. Di sisi lain, ketelatenannya dalam membina masyarakat menjadikannya seolah-olah seperti orang tua bagi warga Desa Penjalin.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button

Adblock Detected

Please consider supporting us by disabling your ad blocker