Profil Ulama | KH Romli Tamim Penyusun Wirid Istighotsah
Kelahiran
Pada tahun 1888, KH. Muhammad Romli Tamim dilahirkan di Bangkalan, Madura sebagai anak ketiga dari empat bersaudara anak KH. Tamim Irsyad, seorang ulama terkemuka dari Bangkalan.
Saudara-saudaranya adalah Muhammad Fadlil, Siti Fatimah, dan Umar Tamim. Sejak usia belia, Muhammad Romli Tamim mulai menapaki jejak keilmuan dengan dibawa oleh ayahnya ke Peterongan Jombang.
Wafat
KH. Muhammad Romli Tamim berpulang ke rahmatullah pada 16 Ramadlan 1377 H atau 6 April 1958 M di Rejoso.
Sebulan sebelum kepergiannya, Pesantren Darul Ulum telah berduka terlebih dahulu atas meninggalnya KH. Dahlan pada 16 Maret 1958 di usia 57 tahun.
Ketiga tahun berikutnya KH. Ma’sum Kholil juga menghembuskan napas terakhir, menutup jajaran era kepemimpinan Tiga Serangkai Kiai Rejoso pada tahun 1961.
Keluarga
KH. Muhammad Romli Tamim, setelah mengabdikan diri di Pesantren Tebuireng, menikah dengan Nyai Izzah binti Hasyim pada tahun 1923, putri dari KH. Hasyim Asy’ari.
Namun tak lama kemudian, perkawinan tersebut berakhir dan Nyai Izzah menikah lagi dengan Kiai Idris Kamali.
Kemudian, Muhammad Romli Tamim menikahi Nyi Maisyaroh dari Desa Besuk Jombang.
Pendidikan
Diusianya yang masih muda, Muhammad Romli Tamim mempelajari ilmu agama dasar dan al-Qur’an dari ayahnya sendiri dan KH. Kholil, kakak iparnya yang membawa Thariqah Qodiriyah wa Naqsyabandiyah ke Rejoso.
Pemuda Romli juga berguru kepada Saikhona Kholil di Bangkalan, yang merupakan guru dari ayahnya, di mana ia belajar terutama tentang nahwu-shorof dan tasawuf.
Pada umur 25 tahun, beliau melanjutkan pendidikannya di Pesantren Tebuireng di bawah bimbingan KH. Hasyim Asy’ari.
Kecerdasan dan ketawadhuan beliau membuat beliau dipercaya mengajar di pondok, dan akhirnya diangkat menjadi Lurah Pondok.
Setelah menimba ilmu di Mekkah pada tahun 1919, gelar kiai melekat pada nama beliau.
Mendirikan Pesantren
Setelah kembali dari Mekkah, KH. Muhammad Romli Tamim dan keponakannya, KH. Dahlan Kholil, bersama-sama mengembangkan Pondok Pesantren Darul Ulum pada tahun 1939, yang kemudian dikenal dengan istilah Tiga Serangkai Kiai Darul Ulum.
Diantara murid-muridnya yang menjadi kiai besar adalah KH. Muhammad Abbas, KH. Muhammad Utsman Ishaq, KH. Shonhaji, dan KH. Imron Hamzah.
Selain menjadi mursyid, beliau juga menulis beberapa kitab penting.
Pencipta Wirid Istighotsah
KH. Muhammad Romli Tamim dikenal sebagai pencipta wirid Istighotsah, yang dalam tradisi Nahdlatul Ulama dianggap sebagai amalan penting.
Kiai Romli menyusun kitab “al-Istighatsah bi Hadrati Rabb al-Bariyyah” pada tahun 1951, dan setelah itu, putranya KH. Musta’in Romli menerjemahkannya ke dalam bahasa Jawa pada tahun 1961.
Karomah
KH. Muhammad Romli Tamim juga dikenal karena beberapa karomahnya, termasuk saat perang melawan sekutu dan NICA di November 1945.
Kisahnya beragam mulai dari turut serta dalam pertempuran 10 November di Surabaya, hingga kisah-kisah karomah yang menunjukkan kemampuan spiritual tinggi yang dimiliki beliau dalam membantu kemenangan pasukan pejuang Hizbullah, hingga kejadian aneh saat beliau ditahan oleh penjajah, tetapi muncul saat sholat jama’ah.
Selain itu, ia memainkan peranan dalam kehancuran sebuah bioskop yang diadukan oleh warga karena meresahkan masyarakat.
One Comment