KH Ahmad Baidhawi Asro Ulama Kharismatik Tebuireng

Profil Ulama | KH Ahmad Baidhawi Asro Ulama Kharismatik Tebuireng

Kelahiran

KH. Ahmad Baidhawi Asro dilahirkan pada tahun 1898 di Banyumas, Jawa Tengah sebagai anak dari Kiai Asro, seorang ulama terkemuka di wilayah tersebut.

Beliau memiliki keturunan yang berpengaruh, salah satunya cucu Kiai Asro, KH. Saifuddin Zuhri, yang pernah menjabat sebagai Menteri Agama RI dan merupakan mertua dari Gus Solah.

Wafat

Di hari Jumat tahun 1955, suasana Tebuireng berubah menjadi duka setelah KH. Ahmad Baidhawi Asro, yang telah memimpin shalat Jumat dan berdoa untuk korban bencana di Aceh, meninggal dunia akibat demam tinggi.

Beliau dimakamkan di area pesantren Tebuireng, meninggalkan komunitas tersebut hanya dengan sejumlah kiai senior.

Menikah

Kembali dari studi di Mesir, beliau mengabdikan dirinya di Tebuireng dan menikahi Aisyah, putri ketiga KH. Hasyim Asy’ari.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai enam anak.

Setelah kepergian Nyai Aisyah, KH. Baidhawi Asro menikah dua kali lagi, menyambung silaturahmi keluarga dan keturunan.

Jejak Pendidikan

KH. Ahmad Baidhawi Asro menjalani pendidikan awal di HIS Banyumas, dilanjutkan di pesantren-pesantren di Kebumen dan Jawa Tengah lainnya, serta Tebuireng Jombang di bawah asuhan KH. Hasyim Asy’ari.

Dikenal sebagai murid yang giat dan cerdas, beliau kerap menjadi andalan para kiai, termasuk KH. Hasyim Asy’ari yang kemudian mengirimnya untuk menuntut ilmu di al-Azhar Kairo setelah menunaikan haji.

Inovasi di Pesantren Tebuireng

Sebagai pengasuh Tebuireng, KH. Ahmad Baidhawi Asro membawa inovasi sistem pendidikan klasikal.

Meskipun beliau tidak banyak terlibat dalam politik praktis, kontribusi beliau sebagai anggota Dewan Syuriah PBNU memperkaya pengalamannya.

Dedikasi beliau dalam pendidikan terus berlangsung hingga akhir hayat, mendukung kemajuan Madrasah Salafiyyah Syafi’iyyah Tebuireng.

Warisan Abadi

Walaupun telah berpulang, semangat dan pemikiran KH. Ahmad Baidhawi Asro terus hidup, menjadi inspirasi bagi para penerusnya serta melanjutkan tradisi pendidikan yang telah diletakkan di Pesantren Tebuireng.